Sejarah dan Asal-usul Serang

Aran Serang saking bahasa Sunda sing artine Sawah. Sebab sengen sistem Kesultanan Banten digantos sereng Keresidenan tempate ning Keraton Kaibon. Aran Kaibon saking kata Ka-Ibu-an, sing artine Keraton niki kangge Ibunda Sultan. Sultan Muhammad Rafiuddin seharuse sampun mimpin ngeggantikaken bapane sing sampun ninggal dunie puniku Sultan Muhammad Syafiuddin, pada waktos umur 5 wulan. Supados pemerintahan Kesultanan Banten berjalan, ibunda Sultan Rafiuddin sing arane Ratu Asiyah ngegantikaken kedududkan putra mahkota sampe sultan dewasa.

Semenjak nikulah Keraton niku diarani Kaibon. Tempate kirang lebih sios KM sederenge Masjid Agung Banten. Atawe lokasine ning kampung Kroya. Tepate pada taun 1813 Keraton Kaibon dibongkar sereng pemerintah Hindia Belanda sing dipimpin Daendles. Makane seniki tinggal puing-puinge saos. Lambat laun pergulatan politik tambah bergejolak lan warga Banten tambah ngelawan. Akhire Keresidenan dipindah ning Serang (Sawah). Akhire warga Banten pada pindah lan Banten jadi hancur. Serang niku jadi desa.

Lambat laun desa Serang tambah luas lan tambah katah penduduke, akhire Serang jadi Kecamatan, boten lambat malih Serang dados Kabupaten. Semenjak Banten misahaken saking Propinsi Jawa Barat, Banten dados Propinsi lan Ibukota Propinsi Banten puniku Serang. Selain Serang dados Ibukota Propinsi Banten, Serang puniku wenten sios Kabupaten lan derebe 26 Kecamatan lan Kota Serang wenten 6 Kecamatan. Kota Serang niku diantarane puniku: Cipocok Jaya, Curug, Kasemen, Taktakan, Walantaka lan Serang. Selain 6 Kecamatan niku. Termasuk Kabupaten Serang. Antare Kota lan Kabupaten Serang, Serang derebe tempat Objek Wisata Sejarah, misale: Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, Museum Situs Kepurbakalaan Banten, Meriam Ki Amuk, Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, Pelabuhan Karangantu, Tasikardi lan lian-liane.


Terjemahan dalam bahasa Indonesia :

Nama Serang diambil dari bahasa Sunda yang artinya Sawah. Sebab dulu sistem Kesultanan Banten diganti dengan Keresidenan yang bertempat di Keraton Kaibon. Nama Kaibon sendiri dari kata Ka-Ibu-an yang artinya Keraton ini dipersembahan untuk Ibunda Sultan. Sultan Muhammad Rafiuddin seharusnya sudah memimpin yang menggantikan ayahnya yang telah meninggal yakni Sultan Muhammad Syafiuddin, pada usia 5 bulan. Supaya pemerintahan Kesultanan Banten berjalan, Ibunda Sultan Rafiuddin yang bernama Ratu Aisyah menggantikan kedudukan putra mahkota sampe sultan dewasa.

Semenjak itulah Keraton ini diberi nama Kaibon. Tempatnya kurang lebih 1 Km sebelum Masjid Agung Banten atau lokasinya di kampung Kroya. Tepat pada tahun 1813 Keraton Kaibon dibongkar oleh pemerintah Hindia Belanda yang dipimpin oleh Daendles. Sehingga saat ini tinggal puing-puingnya saja. Berjalannya waktu pergulatan politik tambah bergejolak dan warga Banten tambah melawan. Akhirnya Keresidenan dipindah di Serang(Sawah). Akhirnya warga Banten pada pindah dan Banren jadi hancur. Serang ini menjadi desa.

Dan hingga berjalannya waktu, Desa Serang tambah luas dan tambah banyak penduduknya. Akhirnya Serang jadi Kecamatan, tidak lama kemudian Serang jadi Kabupaten. Semenjak Banten memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat, Banten jadi Provinsi dan Ibukota Provinsi Banten adalah Serang. Selain Serang menjadi Ibukota Provinsi Banten, Serang dimekarkan menjadi dua wilayah yakni Kabupaten Serang yang memiliki 26 Kecamatan dan Kota Serang memiliki 6 Kecamatan, diantaranya : Cipocok Jaya, Curug, Kasemen, Taktakan, Walantaka. Dan Serang. Selain 6 Kecamatan itu termasuk Kabupaten Serang memiliki tempat obyek wisata sejarah, diantaranya : Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, Museum Situs Kepurbakalaan Banten, Meriam Ki Amuk, Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, Pelabuhan Karangantu, Tasikardi dan yang lainnya.

Komentar

Posting Komentar