Gunung Sulanjana, Potensi Wisata Alam dan Realigi

Ceritanya hari ini(3/2/18) saya mengunjungi Desa Cokop Sulanjana, dimana desa ini sudah lama sejak 2013 saya bersepeda melewati trek Sulanjana menjadi bidikan untuk saya kunjungi karena potensi alamnya yang masih 'segar'.

Sekira seminggu yang lalu, terlintas bayangan dalam pikiran saya tentang Desa Sulanjana. Ditambah tempo hari di WA Bu Kadispar Banten bunda @enengnurcahyati memberi arahan untuk mengunjungi desa tersebut.

Lantas, hari ini saya sempatkan mengunjunginya, tidak ada persiapan khusus, saya dan Kang Yogi(tetangga rumah) langsung 'otw' Sulanjana. Sesampainya disana saya disambut kang Andi @wong_sulanjana dan bergegas mendaki Gunung Sulanjana.


Gunung yang ketinggiannya sekitar 500 Mdpl ini kami daki. Saya rasa jalur pendakian gunung ini 'vertikal', sangat ekstrem. Meski Kang Yogi berhenti ditengah pendakian, saya dan Kang Andi tetap mendaki hingga puncak walau sempat tergelincir.

Di puncak kami berdua bisa melihat perbukitan disekitar kabupaten Serang dan Kota Serang. Nah, di puncak ini pula terdapat makam dan petilasan Ki Sulanjana, dimana di Puncak ini menurut cerita yang berkembang di Masyarakat, Puncak ini sebagai titik pertemuan Waliyallah. Terdapat pula batu palinggih batu tersebut saya lihat seperti bangunan tempo dulu. Sepertinya disini ada kehidupan saat dimasa lampau.

Yang unik di Puncak Gunung Sulanjana terdapat 7 titik sumur mata air di batuan yang satu tempat, satu titik sumur berbeda warna. Di sumur ini tidak pernah kering(menurut Kang Andi) pada saat kemarau. Kami pun berziarah terlebih dahulu sebagai penghormatan kami izin menikmati keindahan alam ini(tetap mengingat yang Maha Kuasa).

Sekira 1 jam kami berdua menikmati keindahan alam di puncak Sulanjana ini, kemudian turun kembali dengan tragedi jatuhnya saya hingga pantat ini terasa sakit.

Sepanjang perjalanan pendakian disuguhi beraneka ragam hayati, seperti buah-buahan lokal (duku, mericin, manggis, kecapi hingga durian).

Sesampainya di bawah, saya diajak kang Andi untuk menikmati durian di kebun miliknya. Rasa manis dan pahit serta legitnya tekstur daging buah yang disebut 'raja buah' ini. Tak terasa 2 buah durian habis saya lahap.

Setelah 'pesta durian' di kebunnya, Kang Andi mengajak saya untuk melihat keindahan alam bukit Sasahan, di Sasahan terdapat kuliner khas yakni Lupis Cibangkong yang menjadi buruan para goweser yang melewati trek ini.
Di bukit inilah saya juga bertemu Kang Jeni yang kebetulan juga bekerja di Disparpora Kabupaten Serang. Potensi pariwisata di Kabupaten Serang menjadi tema perbincangan sore hari ini. 

Dan akhirnya petang tiba, pada intinya potensi pariwisata di Sulanjana ini ada, namun akses jalan menjadi permasalahan besar di Sulanjana, bukan hanya dalam bidang pariwisata tetapi juga dalam akses kehidupan masyarakatnya untuk memutar roda perekonomian.

Demikian, tulisan ini saya tulis karena saya punya 'mimpi besar' terhadap pariwisata Banten terlebih Kota/Kabupaten Serang.

Komentar

  1. Padahal baru kemaren ngebahas gunung ini, tanya tanya temen. Ada temen yg udh pernah tp enggan ngasi tau jalannya. Btw saya dri sambilawang kira kira deket ga ya ke ds cokop. Makasih

    BalasHapus

Posting Komentar