Rumah Hutan Cidampit ramai dikunjungi wisatawan pada hari biasa maupun dihari libur bahkan musim liburan. Rumah hutan sendiri memiliki sensasi yang berbeda, disini kalian tidak menemukan kemewahan namun yang pasti disini kalian jauh dari suara bising. Banyak juga pengunjung yang bersepeda/goweser.
Destinasi wisata Rumah Hutan Cidampit ini memiliki keindahan yang sangat menarik untuk kalian kunjungi. Sangat disayangkan jika kalian tidak tahu keberadaan Rumah Hutan Cidampit yang memiliki pesona yang tiada duanya.
Di Rumah Hutan Cidampit cocok banget untuk mengisi kegiatan liburan kalian, atau sekadar jalan-jalan sore bersama orang tersayang. Dengan keindahan alam yang masih alami, pihak pengelola menambah fasilitas seperti saung dan yang lainnya.
Sebelumnya, rumah hutan ini hanya untuk kebutuhan pemilik pribadi. Tidak diperuntukan umum. Namun berjalannya waktu, satu persatu pengunjung mengetahui keberadaan rumah hutan ini. Kemudian pengelola memperbolehkan pengunjung umum boleh masuk tanpa dipungut biaya masuk sepeserpun alias free. Eittss.... namun satu permintaan pengelola hanyalah untuk selalu jaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarang.
“disini(Rumah Hutan-red) tidak memungut biaya masuk, Cuma untuk semuanya menjaga alam ini supaya tetap terjaga, minimal tidak membuang sampah sembarangan” ujar Bapak Liem Oie Ping selaku pemilik Rumah Hutan.
Lim Oei Ping pada 2015 Lelaki Tionghoa, asal Sulawesi Tengah, yang merantau ke Serang sejak 1962. Punya cita-cita ingin menjadikan hutan di Banten sebagai surga.
Koh Iping, panggilan akrabnya, menaiki serta menuruninya kau untuk sampai ke “surga” miliknya, di tengah hutan, bukit Sayar, presis di Kampung Cidampit. Tapi anehnya di Banten, orang-orang membiarkan hutan dipenuhi semak belukar, seram, dan jadi sarang ular tanah. Malah ada yang menganggap hutan itu tempat setan!.
Koh Iping pelan-pelan mewujudkan cita-citanya. Pada 2005, dia membeli tanah seluas 6000 m2. Ia mengajak beberapa warga untuk menatanya. Pohon-pohon yang tidak perlu dibabat, sehingga beberapa pohon durian tampak indah seperti bonsai raksasa. Semak-semaknya dibabat di tanami rumput.
Lalu dia membangun pondok-pondok, lumbung padi, perpustakaan, lapangan badminton, kandang ayam dan kambing. Diberinya nama ”Rumah Hutan”. Setiap sebulan sekali, dia datang ke surganya. Bagi Koh Iping, hutan adalah anugerah terindah dari Allah SWT. Hutan itu harus tree in one; bisa dihuni, ditanami, dan jadi tempat berternak.
Koh Iping menawari beberapa warga untuk menjaga ”surga” miliknya. Bahkan memberinya gaji rutin perbulan. ”Mereka kaget. Tinggal di hutan bukanlah tradisi mereka. Padahal saya menawarkan sistem ’hak milik’. Mereka saya berdayakan dan saya beri penghargaan dengan cara memiliki setiap tanaman yang mereka tanam. Untung ada sebuah keluarga yang menerima tawarannya.Baginya, jika kita mau menghuni hutan, itu sama dengan melestarikan hutan pemberian Tuhan.
Setelah 2 tahun berlalu, pohon-pohon yang ditaman, seperti pisang dan nangka, berbuah. Koh Iping membelinya jika sedang berkunjung. Untuk dibawa pulang ke kota. Bahkan setiap apa yang dimakan dan diminumnya, dia membayarnya. ”Dengan begitu, kita menghargai setiap jerih payah kita. Terlebih lagi, kita menghargai pemberian Tuhan,” tegasnya.
Untuk sampai rumah hutan cidampit, kalian harus melewati anak sungai yang mengalir dengan air yang masih cukup jernih.
Tak usah bingung, #bubukwafer akan memberikan tips and triknya.
Bagi pengunjung yang dari Kota Serang tak perlu khawatir kesasar. Yang pasti kalian menggunakan kendaraan pribadi kalian bisa mengikuti melalui google maps. Untuk yang di luar kota serang jika menggunakan kendaraan umum, cukup mudah, tinggal turun di jalan Taktakan – Gunung Sari tepatnya di kampung pereng, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan ojek. Namun bagi #bubukwafer menggunakan kendaraan pribadi akan lebih menyenangkan. Dan satu lagi nih, pantau cuaca sebelum berangkat supaya tidak menghalangi liburan kalian.
Mantap koh
BalasHapus