Disebut Masjid Pacinan Tinggi karena dahulu Masjid ini berada di Kampung Pecinan, tempat tinggal dan berdagang orang-orang Cina di Banten. Lokasinya berada sekitar 700 m disebelah barat Masjid Agung Banten.
Menurut sejarah, masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Syarif Hidayatullah dan dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin.
Masjid Pacinan Tinggi merupakan keadilan beragama. Konon menurut cerita rakyat, rombongan imigran Cina yang mau berlayar ke Tuban, Jawa Timur kehabisan perbekalan lalu mendarat di Banten. Kedatangan orang asing itu mendapat perlawanan penduduk setempat. Maka terjadilah perkelahian antara orang Cina yang dipimpun Puteri Ong Tien dengan penduduk Banten, karena kekuatan tidak berimbang, Puteri Ong Tien menyerag kalah.
Ketika melihat paras Puteri Ong Tien cantik dan menawan, Syarif Hidayatullah jatuh hati dan tak lama kemudian menikahinya. Namun pernikahan itu menimbulkan perseteruan dikalangan pengikut Ong Tien. Separuh masuk islam dan sebagian lagi bertahan pada agama Buddha.
Menghadapi kenyataan seperti itu, Syarif Hidayatullah mengambil langkah yang bijaksana, yaitu membangun sebuah masjid di Pacinan dan membangun sebuah vihara di Dermayon yang lokasinya berdekatan. Vihara avalokitesvara Banten kini termasuk tempat ibadah yang tertua di Pulau Jawa. Vihara ini semula dibangun di Kampung Dermayon tetapi kemudian dipindahkan ke Kampung Pamarican pada tahun 1774.
Dan masjid Pacinan Tinggi ini sudah tidak dipakai lagi karena hanya menyisakan bangunan menara yang berdenah bujur sangkar dan bangunan mihrabnya.
Dikutip dari beberapa sumber :
- Buku 'Kota Intan yang tenggelam' terbitan BPCB Serang
- Buku Panduan Wisata Banten Lama terbitan Disparpora Kota Serang
Menurut sejarah, masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Syarif Hidayatullah dan dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin.
Masjid Pacinan Tinggi merupakan keadilan beragama. Konon menurut cerita rakyat, rombongan imigran Cina yang mau berlayar ke Tuban, Jawa Timur kehabisan perbekalan lalu mendarat di Banten. Kedatangan orang asing itu mendapat perlawanan penduduk setempat. Maka terjadilah perkelahian antara orang Cina yang dipimpun Puteri Ong Tien dengan penduduk Banten, karena kekuatan tidak berimbang, Puteri Ong Tien menyerag kalah.
Ketika melihat paras Puteri Ong Tien cantik dan menawan, Syarif Hidayatullah jatuh hati dan tak lama kemudian menikahinya. Namun pernikahan itu menimbulkan perseteruan dikalangan pengikut Ong Tien. Separuh masuk islam dan sebagian lagi bertahan pada agama Buddha.
Menghadapi kenyataan seperti itu, Syarif Hidayatullah mengambil langkah yang bijaksana, yaitu membangun sebuah masjid di Pacinan dan membangun sebuah vihara di Dermayon yang lokasinya berdekatan. Vihara avalokitesvara Banten kini termasuk tempat ibadah yang tertua di Pulau Jawa. Vihara ini semula dibangun di Kampung Dermayon tetapi kemudian dipindahkan ke Kampung Pamarican pada tahun 1774.
Dan masjid Pacinan Tinggi ini sudah tidak dipakai lagi karena hanya menyisakan bangunan menara yang berdenah bujur sangkar dan bangunan mihrabnya.
Dikutip dari beberapa sumber :
- Buku 'Kota Intan yang tenggelam' terbitan BPCB Serang
- Buku Panduan Wisata Banten Lama terbitan Disparpora Kota Serang
Komentar
Posting Komentar